Representasi Data Komputer
MATERI III
Representasi Data Komputer
A. Representasi Data Komputer
Komputer yang ada pada saat ini merupakan komputer biner. Semua bilangan yang disimpan dalam memori adalah data biner karena arsitektur komputer yang ada menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan heksadesimal banyak digunakan dalam pemrograman bahasa assembly ataupun bahasa mesin. Selanjutnya terkait dengan format data pada komputer terbagi menjadi dua yaitu ASCII ( American Standard code for information interchange) dimana data dengan format ini mewakili karakter alfanumerik dalam sistem komputer. Format data yang digunakan ASCII adalah 7 bit dengan bit ke-8 sebagai MSB (Most Significant Bit) yang digunakan untuk sebagai parity checker (melakukan pengecekan pada beberapa sistem yang terkait). Dalam komputer, kumpulan karakter extended ASCII menggunakan kode 80H – FFH. Karakter- karakter ini menyimpan huruf-huruf asing dan tanda baca, karakter Yunani, karakter matematika, karakter box – drawing, dan karakter khusus lainnya.
Format data lainnya selain ASCII adalah BCD ( Binary coded decimal ). Data BCD disimpan dalam bentuk packed BCD atau unpacked BCD. Data packet BCD data desimal disimpan dalam bentuk 2 digit per byte sedangkan unpacked BCD data desimal disimpan 1 digit per byte. Packed BCD digunakan untuk beberapa instruksi penjumlahan dan pengurangan BCD dalam kumpulan instruksi mikroprosesor. Unpacked BCD digunakan untuk keypad atau keyboard dimana memerlukan satu byte tiap karakternya. Contoh desimal 735 jika dikonversi dalam packet BCD menjadi 0000 0111 - 0011 0101 sedangkan unpacked BCD menjadi 0000 0111 - 0000 0011- 0000 0101.
B. Sistem Bilangan & Konversi Bilangan Biner, Desimal, Heksadesimal
Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan berbasis dua terdiri atas 0 dan 1. Angka tersebut dikenal dengan istilah logika digital (0 &1). Setiap digit dalam sistem bilangan biner disebut bit (binary digit). Delapan buah bit disebut Byte yang merupakan unit penyimpanan terkecil pada sebuat komputer. Tipe penyimpanan yang lebih besar adalah word (16 bit = 2byte) dan doubleword (32 bit = 8byte). Sistem bilangan Heksadesimal merupakan sistem bilangan berbasis enambilas dengan angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E, dan F. Bilangan heksadesimal banyak dimanfaatkan pada pemrograman assembly (pokok bahasan pemrograman assembly akan dibahas pada pertemuan selanjutnya).
Jenis bilangan biner terbagi menjadi dua yaitu Sign and Unsign Integer serta Floating Point. Sign integer adalah bilangan bulat bertanda yaitu tanda positif ataupun negatif, sedangkan unsign integer adalah bilangan bulat tidak bertanda. Unsign Integer (integer tidak bertanda) berarti semua bilanganya adalah positif. Selanjutnya bilangan floating point merupakan bilangan pecahan atau bilangan real. Floating point ranges untuk bilangan 32 bit adalah eksponensial dari 8 bit atau +/- 2256 » 1.5 x 1077. Akurasi pada bilangan floating point dipengaruhi oleh perubahan LSB mantissa, dimana 23 bit mantissa 2-23 » 1.2 x 10-7 atau sekitar 6 decimal dibelakang koma.
Konversi bilangan desimal ke dalam bentuk biner ataupun
sebaliknya biner ke desimal yang tidak
bertanda lebih mudah karena semua nilainya positif. Bilangan biner hanya
ada angka 0 dan 1 untuk
merepresentasikan segalanya. Contoh bilangan positif yang terdapat dalam sistem biner 41 adalah 00101001. Hal yang
perlu diketahui bahwa dalam sistem
bilangan biner dengan format integer
tidak ada tanda minus serta tidak ada tanda koma. Cara untuk mengubah bilangan biner integer menjadi bentuk
negative adalah Sign-Magnitude dan Two’s compliment. Pada Sign-Magnitude, bit paling
kiri merupakan bit tanda (Left most bit is sign bit). Bit 0 berarti
positif dan bit 1 berarti negatif. Sebagai contoh +18 (positif depalan belas) =
00010010 sedangkan -18 (negatif depalan belas) = 10010010. Permasalahan yang
muncul ketika menggunakan sistem Sign-Magnitude
adalah terdapat dua representasi nilai nol yaitu (+0 dan -0) serta sangat
perlu mempertimbangkan tanda dan magnitude dalam operasi aritmatika. Dalam penulisanya untuk membedakan bilagan
biner bertanda dengan tidak bertanda adalah dengan menuliskan “Sign-Magnitude”
pada nilai dibelakang bilangan biner.
Cara konversi pada bentuk sign bit selanjutnya adalah dengan metode Two’s Compliment. Pada metode ini terdapat dua langkah yang harus dilakukan setelah bilangan desimal dikonversi ke dalam bentuk unsigned bit. Langkah pertama atau first complement adalah dengan mengubah biner 0 menjadi 1 dan sebaliknya 1 menjadi nol. Selanjutnya pada langkah kedua atau second complement adalah menambahkan biner 1 pada bit paling kanan. Sistem Bilangan Heksadesimal merupakan bilangan berbasis enam belas. Penomoran bilangan basis 16 menggunakan angka 0 sampai 9 dan huruf A sampai F. Perhatikan pola bilangan biner yang sesuai dengan nilai pada desimal dan heksadesimal pada tabel berikut.
Komentar
Posting Komentar